Ketika berbicara masalah potensi kendaraan otonom ada banyak yang bisa kita dapatkan. Efisiensi dan keamanan adalah dua faktor paling penting yang menjadi alasan mengapa riset terkait autonomous vehicle terus dikembangkan.
Mari kita kupas bersama agar masyarakat awam dapat mengetahui bagaimana potensinya di kemudian hari. Selain itu kita juga perlu tahu apa saja tantangan dihadapi agar bisa mencapai tujuan tersebut.
Sebagai pembuka autonomous vehicle merupakan kendaraan yang mampu beroperasi tanpa membutuhkan bantuan pengendara. Jadi sederhananya mobil bisa berjalan sendiri dari poin A ke poin B secara otomatis.
Kapabilitas tersebut tentu membuka cukup luas peluang potensi kendaraan otonom apabila diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya orang dengan keterbatasan fisik dapat menggunakan sarana transportasi tersebut dalam kesehariannya.
Bahkan potensinya akan lebih optimal lagi jika diimplementasikan pada mass passenger vehicle. Alat transportasi masal yang sudah mengalami otomatisasi nantinya bisa jadi solusi bagi manusia dalam bepergian.
Dengan dukungan AI pengambilan keputusan selama berkendara jelas akan lebih optimal. Otomatis ini bisa menciptakan iklim berkendara yang lebih ideal dan memberikan keamanan lebih bagi masyarakat pengguna.
Potensi Kendaraan Otonom : Efektivitas dan Keamanan
Pada segmen ini mari kita fokus membahas dua potensi paling penting yaitu efektivitas dan keamanan. Seperti apa kira-kira hasilnya jika sarana transportasi ini benar-benar diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari.
1. Efektivitas
Efisiensi berlalu lintas jelas akan semakin baik ketika kita menerapkan otomatisasi transportasi. Masalah kemacetan tidak akan lagi terjadi karena setiap kendaraan saling terhubung antara satu dengan lainnya.
Dari sudut pandang ini bisa diketahui seperti apa potensi kendaraan otonom jika diterapkan secara masal. Masalah kemacetan dapat berkurang drastis, meskipun volume kendaraannya banyak namun ketika koordinasinya bagus tentu perjalanan menjadi lancar.
Salah satu faktor pemicu terjadinya kemacetan adalah lambatnya respon manusia dalam berlalu lintas. Sehingga ketika terjadi perlambatan atau percepatan manusia tidak akan merespon secara instan.
Berbeda ceritanya jika kendaraannya dikemudikan otomatis menggunakan AI yang sudah terintegrasi satu sama lain. Perbedaan respon ini akan semakin tipis dan membuat traffic flow semakin lancar.
2. Keamanan
Kita lihat saja di Indonesia, salah satu faktor penyebab kecelakaan selain infrastruktur adalah pengguna. Mindset berkendara yang masih kurang disiplin menjadi pemicu terbesar terjadinya kecelakaan saat berkendara.
Tentu saja potensi kendaraan otonom dapat menjadi jawaban dari masalah kecelakaan lalu lintas tersebut. Setiap kendaraan akan saling terintegrasi, berkomunikasi, dan mengambil keputusan paling ideal selama berkendara.
Ini jelas akan memangkas persentase peluang terjadinya kecelakaan di jalan raya. Ketika kita bisa mengeliminasi kemungkinan human error jelas keamanan perjalanan manusia akan semakin optimal.
Dari kedua potensi tersebut tentu kamu dapat membayangkan bagaimana implementasinya pada mass passenger vehicle. Manusia dapat bepergian secara massal dari satu titik ke lainnya tanpa khawatir terjadi kecelakaan.
Dampak Kendaraan Otonom Terhadap Sistem Transportasi Klasik
Meskipun potensi kendaraan otonom saat diterapkan sangat menjanjikan tentu kita tidak bisa langsung mengimplementasikan secara masal. Ada banyak pertimbangan yang perlu dipikirkan agar rencana tersebut dapat berjalan.
Salah satunya adalah infrastruktur yang jelas harus mengalami standarisasi sehingga autonomous vehicle mampu bekerja optimal. Secara sistematik jelas negara perlu menerapkan kebijakan sekaligus regulasi untuk mendukungnya.
Apalagi efektivitas model transportasi seperti ini persentase keberhasilannya sebanding dengan persentase implementasi lapangan. Artinya semakin banyak persentase autonomous vehicle di lapangan maka keberhasilannya juga ikut naik.
Apabila penerapannya masih minoritas dampaknya jelas tidak bisa dirasakan oleh pengguna jalan. Pengaruh manusia dalam berlalu lintas masih terlalu masif untuk menciptakan situasi ideal.
Akan lebih baik jika potensi kendaraan otonom ini mendapatkan dukungan berupa konversi secara bertahap. Artinya manusia harus secara perlahan meninggalkan sarana transportasi klasik demi menciptakan situasi berlalu lintas ideal.
Ada satu solusi sederhana jika tidak ingin melakukan perubahan secara masif dalam jangka pendek. Penerapan mass passenger autonomous vehicle harus mulai digerakkan demi menciptakan situasi lebih ideal.
Kita perlu mengubah sistem transportasi dimana harus ada jalur tertentu untuk jenis kendaraan otonom. Modelnya seperti jalur busway dengan tambahan rekayasa lalu lintas sehingga mereka dapat melaju tanpa terhenti traffic light.
Kecepatan konstan dan akurat jelas menjadi keunggulan teknologi AI yang mampu menggantikan driver manusia. Dengan begitu frekuensi transportasi massal juga dapat ditingkatkan guna mengangkut lebih banyak penumpang.
Secara sistematis dampaknya memang masif dan mampu membawa manfaat bagi kehidupan manusia. Jadi potensi kendaraan otonom dapat menjawab kebutuhan kota besar dalam mengatasi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.